Mengapa perlu Propolis yang “Free Wax” (bebas lilin) ?
Dr. Muhamad Sahlan*
Sudah
sejak lama banyak rekan yang menanyakan mengapa perlu propolis yang bebas lilin
atau dengan istilah lainnya “free wax”. Sebelum menjawab pertanyaan tersebut
mari kita lihat sediaan propolis yang mendeclare
“bebas lilin” atau “free wax” yang banyak ditemukan dipasaran, bisa dilihat
di http://www.amazon.com/Bottle-Brazil-Propolis-Extract-Polenectar/dp/B003LJ83KQatau
http://www.alibaba.com/product-detail/Brazilian-Brazil-Wax-Green-Wax-Free_109289719.html
dan lain-lain. Oleh sebab itu, salah satu faktor yang membuat harga propolis
mahal adalah penggunaan teknologi penghilang lilin pada propolis.
Propolis
adalah material-material yang dikumpulkan oleh lebah madu untuk melindungi
sarang dan komunitasnya, mengandung 45% resin, 35% lilin, dan 20% inert material. Dengan komposisi senyawa
kimianya sangat bergantung pada habitat dimana lebahnya hidup. Propolis baik
secara tradisional maupun modern telah digunakan sebagai suplemen makanan dan
obat, karena telah terbukti memiliki berbagai aktivitas yang bermanfaat bagi
manusia seperti antimikroba, antioksidan, anti inflamasi dan lain-lain. Pada hari
(tanggal 11 januari 2014) ini saja, tercatat 1818 publikasi yang terrecord oleh search engine “pubmed” (dikelola oleh National Institute of Health,
USA) terkait dengan propolis. Selain karena banyaknya khasiat yang dimiliki
oleh propolis, banyaknya publikasi mengenai propolis disebabkan perbedaan
senyawa-senyawa kimia yang bergantung pada lokasinya. Oleh sebab itu, ada
istilah Brazillian propolis, Korean Propolis, Arabian Propolis, Chinese
Propolis propolis yang berasal dari
brazil, korea, arab dan cina. Banyak ahli dibidang perlebahan mengatakan bahwa “propolis dari negara tertentu baik bagi
penduduk dinegara tersebut”.
Sekarang
saya akan membahas mengapa perlu propolis yang free wax atau bebas lilin. Menurut
FDA lilin lebah termasuk yang aman dikonsumsi (generally recognized as safe
GRAS) dengan kadar 20 mg/kg, kalau lebih dari itu, kemungkinan besar akan
mengganggu sistem pencernaan karena lilin kemungkinan besar akan menempel pada
saluran pencernaan, sehingga akan mengganggu metabolisme makanan, (detail
mengenai akibat lilin lebah ini belum dipelajari secara intensif) sedangkan di
dalam lilin propolis mengandung sekitar 79-84% lilin. Sehingga lilin didalam
propolis ini perlu dihilangkan.
Propolis (kanan) dan Lilin Propolis (kiri)
Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Michael Hudnall (27) dengan menggunakan
kromatografi gas dan HPLC, Lilin propolis mengandung 13-15% resin, 79-84%
lilin, dan 3-4% polifenol. Dengan komposisi kimia penyusunnya adalah aldehid,
alkohol, asam, hidrokarbon jenuh, acyl gliserol, beberapa fitosterol, dan
lemak. Meskipun lilin propolis ini tidak dapat dikonsumsi, namun, ternyata
masih memiliki aktivitas antimikroba yang tinggi, sehingga dapat dimanfaatkan
sebagai sediaan yang lain seperti untuk kosmetik, healtcare, dan lain-lain.
*Dosen dan Peneliti Produk-produk lebah madu
di Dept. Teknik Kimia, Universitas Indonesia
0 comments:
Posting Komentar