Selasa, 24 September 2019

BPPTHHBK - UI Rayakan Kemerdekaan dari Trauma Gempa Melalui Pengabdian Masyarakat di Lombok Utara





Dalam rangka menyambut hari kemerdekaan RI yg ke 74, Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Hasil Hutan Bukan Kayu (BPPTHHBK) dari KLHK bermitra dengan LPPM Universitas Indonesia mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat terdampak gempa lombok di Desa Gondang, Kec. Gangga, Kab. Lombok Utara, pada hari Jumat, 16 Agustus 2019.

Gempa besar menghantam Lombok yang terjadi beberapa kali telah lewat tepat satu tahun yang lalu. Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) mencatat gempa yang diawali sejak 29 Juli 2018 hingga akhir September 2018 telah terjadi sebanyak lebih dari 2000 getaran, dengan skala terbesar adalah 7.0 SR.

Akibat gempa berulang tersebut menewaskan hampir 1000 jiwa, menghancurkan bangunan dan infrastruktur serta melumpuhkan sendi-sendi ekonomi masyarakat khususnya di Kabupaten Lombok Utara. Bahkan peneliti Universitas Mataram mencatat dampak psikis yang menimpa mayoritas masyarakat Lombok yang terdampak gempa dengan apa yang dikenal sebagai Phantom Quake Syndrome (sindrom gempa hayalan), yaitu gejala seperti yang mirip dengan orang yang mengalami jet lag, namun diliputi oleh paranoid karena trauma gempa.

Maka peringatan hari kemerdekaan RI ke-74 kali ini menjadi istimewa karena sekaligus memeringati 1 tahun Lombok Utara merdeka dari trauma gempa.

Kegiatan pengabdian masyarakat dilakukan dengan kegiatan pelatihan pengembangan Biofarming Lebah Stingless Bee atau lebah tanpa sengat. Dr. Agus Sukito dari BPPTHHBK menyampaikan bahwa Biofarming lebah tanpa sengat ini potensial sebagai langkah membangun kembali ekonomi masyarakat yang lumpuh pasca gempa.



BPPTHHBK sebagai Pusat Unggulan Iptek (PUI) Bioprospeksi Sumberdaya Hutan Bukan Kayu yang fokus pada pengembangan produk perlebahan trigona. Menurut Dr. Agus, BPPTHHBK mendukung sepenuhnya upaya pemerintah daerah di NTB yang sedang menggalakkan program NTB BANGKIT untuk membangun kembali Lombok pasca gempa, melalui hasil-hasil penelitian. Salah satu produk hasil riset dari BPPTHHBK adalah alat penurun kadar air madu.

Dr. Eng. M. Sahlan, dosen Universitas Indonesia yang menjadi narasumber di acara tersebut memaparkan potensi perlebahan trigona secara global. Menurut Dr. Sahlan, saat ini perlebahan trigona telah menjadi trend tidak hanya di Indonesia tetapi juga di dunia.

Secara khusus, Doktor yang fokus meneliti propolis ini menjelaskan potensi ekonomi propolis yang nilainya mencapai Rp 500 ribu per kg. Bila satu rumah tangga memiliki 300 setup lebah tanpa sengat maka dapat menghasilkan sekitar 18 liter madu dan 6 kg propolis.

Maka petani lebah akan memperoleh pendapatan setidaknya Rp 8 juta. Ini belum termasuk nilai produk olahan dari perlebahan, yang apabila dihitung secara kumulatif tentu nilai ekonominya akan jauh lebih tinggi.

Hasil diskusi dengan kelompok peternak lebah Sinar Harapan, salah satu pokok permasalahan dari peternakan lebah di Lombok adalah teknik breeding, yaitu teknik memperbanyak koloni lebah sehingga usaha budi daya lebah dapat dilakukan berkesinambungan. Pelatihan ini difokuskan pada teknik Breeding, dari mulai bagaimana memindahkan koloni dari alam ke dalam kotak lebah.

Sedangkan praktik pelatihan ini dibantu oleh komunitas 3bee, yaitu Jeffry, Andre, dan Yogie, serta tim dari BPPTHHBK yaitu: Edi Kurniawan dan Ramdiawan.
Secara umum, biofarming lebah trigona memiliki fungsi intensifikasi dan ekstensifikasi. Intensifikasi berupa peningkatan produktivitas pertanian yang sudah ada, sedangkan ekstensifikasi berupa produk-produk baru seperti madu, tanaman hias, edukasi serta produk turunannya. Dengan ekstensifikasi tersebut, terbuka peluang melibatkan warga yang bukan petani ikut serta dalam meningkatkan kesejahteraan.

Melalui program budidaya Lebah Trigona ini selain ditargetkan mampu membangun ekosistem yang baik di lahan pertanian Desa Gondang, peternak lebah madu juga nantinya mampu melakukan pemecahan koloni lebah Trigona. Dengan manfaat yang dirasakan dan digerakkan bersama, diharapkan petani serta warga di sekitar semakin sejahtera.(*)


0 comments:

Posting Komentar

 
Copyright © The Indonesian Honey Bees