Mereka
memenuhi sendiri kebutuhan madu keluarga, bahkan juga kebutuhan orang lain.
Sebuah
gagasan yang terkadang dianggap lucu. `'Beternak lebah di rumah di perkotaan?
Dikasih makan apa? Meja? Kursi?'' Bisa jadi sebuah ketidaktahuan, mungkin juga
sebuah ledekan ketika mendengar gagasan tentang urbanbee, istilah untuk
beternak lebah di perkotaan .
Giliran
si aktivis urbanbee yang kemudian tertawa. `'Memelihara lebah di pedalaman atau
di hutan itu sudah mainstream,'' kata Yogi Hutama (35 tahun). Ia lantas
menambahkan, lebah bisa hidup selama ada sumber air, tanaman bergetah, bunga
sepanjang musim, tanaman bernektar, bunga berpolen, teduh, dan angin yang tidak
berembus kencang.
Yogi
bersama dengan dosen Fakultas Teknik
Universitas Indonesia (UI) Muhammad Sahlan, wiraswastawan Jeffry Lesmana,
data center specialist Khodziq, dan musisi Andre sudah sejak setahun belakangan
seakan menjadi teman lama.
Satu
hal yang telah mengikat mereka yaitu sama-sama menggemari madu. Sahlan,
misalnya, sekeluarga menyukai madu. Tak ada hari tanpa minum madu. Sementara
Khodziq penggemar roti oles madu. Jeffry adalah satu-satunya penyuka madu kelas
berat di rumahnya. Ia minum sesendok madu pada waktu kapan pun.
`'Kalau
tubuh tidak enak badan, saya minum teh hijau yang ditambah madu,'' kata Jeffry.
Ingin
yang asli Bagi para penyuka madu lambat laun madu yang mereka beli tak lagi
memadai.
Menurut
Yogi Hutama, kekhawatiran terbesar mereka kemudian adalah keaslian madu. `'Karena
banyak madu yang `aspal' (asli tapi palsu ?red), kami ingin punya sendiri yang
bisa dipastikan asal-usulnya,'' ungkap Yogi, ayah seorang bayi itu.
Upaya
memproduksi madu sendiri itulah yang mempertemukan mereka. Bersama- sama mereka
saling berbagi informasi. Misalnya mengenai kendala dalam pemeliharaan lebah
yangh merupakan binatang yang menyengat sehingga bisa membuat kekhawatiran para
tetangga.
"Madu
yang paling bagus adalah yang ada di sekitar kita,'' kata Jeffry , mengutip
Stefan Stangaciu, seorang ahli lebah dunia. Sebab, racun di lingkungan tempat
tinggal manusia bisa dinetralkan lebah. Ada obat di dalam madu yang mereka
hasilkan.
Kebetulan
tahun-tahun belakangan ini beredar informasi bahwa ada jenis lebah yang
bersahabat dengan lingkungan perumahan.
Yakni,
lebah trigona yang tidak menyengat. Lebah trigona, jelas Jeffry, dikenal di
berbagai daerah di Indonesia. Orang mengenalnya sebagai lancing, galo-galo,
klanceng. Lebah ini berukuran kecil, tubuhnya tidak berwarna belang hitam
kuning. Hidupnya, di bambu-bambu, bahkan sering ditemui di kayu pintu rumah
yang lama tak dihuni.
Menurut
Muhammad Sahlan, ada 40 jenis lebah
trigona. Ia menyebut jenis trigona yang hidup di bambu berukuran tubuh kecil
sementara mereka yang berumah di kayu bertubuh lebih besar. Trigona lebih mudah
dipelihara di rumah, tanpa perlu `mengangon' ketempat- tempat yang sedang
banyak berbunga, jelas Andre.
Merekapun
mencoba memelihara lebah di rumah.
Sahlan, peneliti polen dari
Fakultas Teknik UI
itu memelihara lebah di kotak-kotak kayu di pekarangan depan rumahnya di
kawasan Depok. Sementara Jeffry meletakkan kotak-kotak berisi koloni lebahnya
di atas jendela depan rumahnya. Ada lima kotak diletakkannya di sana. Untuk
memberi makan lebahnya, ia menanam aneka tanaman yang menghasilkan nektar dan
polen yang disukai lebah. Sebut saja tanaman santos ferma, palem, cabai,
kemangi, sakura lokal, air mata pengantin, dan portulaca. Untungnya, Jeffry
tinggal di kompleks perumahan yang asri, banyak tanaman. Maka, lebah ramah ini
terbang ria kesana-kemarin juga mencari makan di bunga-bunga tetangga dan
lingkungan sekitar. `'Itu lebah-lebah saya,'' kata lelaki kelahiran Bandung 43
tahun yang lalu itu tergelak, menunjuk pada lebah-lebah mungil yang mengitari
bunga pohon palem tetangga.
Kendala
terbesar dari memelihara lebah adalah kehadiran predator seperti laba, kadal,
tokek, dan kadal. Trigona menjadi mangsa mudah, terutama karena tidak
menyengat. Untuk menjaga dari hewan-hewan itu, Kodziq hanya mengandalkan kapur
yang biasa digunakan di meja makan dan dapur rumah tangga.
Yogi
tak seberuntung itu. Ia belum bisa memelihara lebah di rumahnya. Sebab, kawasan
rumahnya yang berada di bilangan Bekasi itu sering diadakan pengasapan. Tak
hanya nyamuk demam berdarah, lebah yang bermanfaat pun tak bisa bertahan bila
terpapar pengasapan. Maka, Yogi memelihara lebah di Bogor bersama
teman-temannya.
Soal
peng asapan, Khodziq memilih persuasi. Ia menjaga kebersihan rumah sehingga
tidak menjadi sarang nyamuk. Setelah itu membuktikan kepada petugas bahwa
rumahnya bersih. Memperkenalkan urbanbee Menghasilkan madu sendiri
sangatlah menyenangkan. `'Sudah pasti hasilnya baik, karena lebah memilih
makanannya sendiri bunga- bunga yang bagus,'' kata Jeffry .
Maka,
mereka pun bisa memenuhi sebagian kebutuhan madunya sendiri. Yogi bercerita,
bersepuluh mereka pernah menghasilkan tiga liter madu perdelapan koloni. Terkadang
juga mereka masih harus membeli lagi untuk menambal kebutuhan keluarga.
"Semua dari kami kurang lebih 1.200 koloni tersebar di Depok dan
Bogor," kata Yogi.
Sisi
baik produksi madu rumahan ini adalah bisa menjual sisa panen. Bersama
kawan-kawannya, Jeffry menjual madu mereka dengan label 2 Bee. `'Permintaan
banyak, hanya suplainya yang kurang,'' ungkap Jeffry. Dalam kelompok, Jeffry,
Yogi, dkk berbagi tugas. Ada yang menangani bagian jualan, edukasi,
sosialisasi, tugas mengurus lahan dan perluasan, ternak dan panen, urusan
hilirisasi produk, riset, dan ilmiah.
Madu
trigona berkarakter cair dan asam, tidak seperti madu yang biasanya dikenal. Di
tambah pula faktor lingkungan. Ini berbeda dengan lebah jenis avis menghasilkan
madu manis sedikit lebih kental dengan kandungan air 19-22 persen. Secara
keseluruhan, di Indonesia sulit menghasilkan madu kental seperti madu arab
karena udaranya lembab dan basah. `'Madu tropis karakternya pasti encer,
apalagi musim hujan. Bisa mendekati 29 persen kadar airnya,'' cerita Yogi.
Tak
sekadar memenuhi kebutuhan keluarga. Kelompok peternak lebah perkotaan ini
punya cita-cita membagi-bagi ilmu dan pengalaman mereka. Mereka bersiap diri
juga mengajarkan pada anak-anak sekolah tentang lebah yang ramah, lebah yang
bisa hidup di rumah di dekat dengan mereka.
Di
sebuah hutan lindung di kawasan Depok, mereka juga beternak lebah dengan lebih
banyak jenis. Sahlan, yang juga
merupakan peneliti propolis dari FTUI menunjukkan kotak-kotak lebah trigona
yang berukuran kecil dan koloni lebah yang besar.
Di
tempat itu mereka berharap bisa mengajak orang-orang berbagi info tentang lebah
dan lingkungan.
`'Di hutan ini ada akasia yang di ketiak daunnya terdapat nektar, polen cabai, kelapa, dan bayam liar,'' kata Khodziq. Karena itu, di tempat itu lebah --yang umurnya hingga 45- 55 hari dengan ratu lebah yang hidupnya hingga 5 tahun-- itu hidup leluasa.
Oleh Nina Chairani
0 comments:
Posting Komentar