Sabtu, 31 Januari 2015

Teknologi Nano Untuk Produk Farmasi dan Kesehatan

Bertujuan untuk mendapatkan masukan dalam penyusunan roadmap teknologi nano untuk produk kesehatan dan obat yang telah berkembang begitu pesat terutama dalam 10 tahun terakhir ini, BPPT telah mengadakan Focus Group Discussion (FGD) yang membahas tentang Perkembangan Terkini Riset dan Aplikasi Teknologi Nano di Institusi Litbang dan Industri Farmasi - Kesehatan serta Kesiapan Regulasinya,  di Lecture Theater LAPTIAB BPPT, PUSPIPTEK Serpong (12/7).

Potensi aplikasi teknologi nano dalam bidang farmasi dan kesehatan sangat diperlukan dengan segera untuk roadmap teknologi nano produk farmasi dan kesehatan, ungkap Direktur Pusat Teknologi Farmasi dan Medika (PTFM) BPPT, Rifatul Widjhati pada kesempatan tersebut.
penyususnan 
Dalam konteks produk farmasi dan obat, ahli teknologi nano dari Sekolah Farmasi ITB, Heni Rachmawati menjelaskan bahwa suatu partikel dikatakan berukuran nano jika berdiameter antara 1-100 nm. Ukuran partikel nano tersebut akan meningkatkan sifat kelarutan obat, transportasi dan pelepasan senyawa aktif yang terkontrol serta memperbaiki stabilitas obat yang bersangkutan.
Pada gilirannya, sambungnya, pemanfatan teknologi nano dalam produk farmasi dapat menekan biaya dan efek  toksik suatu obat pada dosis terapinya. Hal demikian juga disampaikan oleh ahli teknologi nano dari Departemen Teknik Kimia UI, Muhammad Sahlan dari hasil penelitiannya. Manfaat casein sebagai pembawa propolis yang bermanfaat dalam sediaan sunscreen.
Selain dari pihak akademisi,  Wahono Sumaryono selaku penasehat ahli Deputi Bidang TAB-BPPT menyampaikan bahwa dalam pengembangan teknologi nano untuk produk farmasi dan kesehatan bukan hanya diperlukan sinergi dari perguruan tinggi, melainkan juga diperlukan kerjasama dengan pihak bisnis dan pemerintah yang harus terjalin dengan baik dan menguntungkan semua pihak.
Senada dengan Wahono, Direktur Pengawasan Produksi Produk Terapeutik dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga BPOM, A. Retno Tyas Utami menekankan akan pentingnya penyusunan pedoman maupun standar uji dalam menilai mutu suatu obat dari produk teknologi nano. Dalam penyusunannya harus melibatkan ahli teknologi nano dari berbagai kalangan baik institusi litbang maupun perguruan tinggi.
Sementara itu, dari pihak industri, Yohannes Sutasurya selaku Manajer R&D dari PT. Bintang Toejoe menyampaikan bahwa perusahaan di bawah naungan Kalbe Group telah memasarkan produk-produk farmasi yang berbasis nano teknologi, meskipun bahan bakunya masih diimpor.  Pihak industri juga berkeinginan adanya informasi dan data base tentang hasil riset dan produk produk teknologi nano dari institusi riset dalam negeri yang bisa diaplikasikan secara cepat," ungkapnya lebih lanjut. (twb-TAB/humas)
(sumber :bppt.go.id)

0 comments:

Posting Komentar

 
Copyright © The Indonesian Honey Bees